Red Fort Center: Warisan yang Hidup Melalui Desain Siddharth Bathla

Merayakan Sejarah dengan Sentuhan Modern di Red Fort

Red Fort, simbol kejayaan India, kini diperkaya dengan kehadiran Red Fort Center, sebuah proyek yang menggabungkan nilai-nilai sejarah dengan inovasi desain kontemporer. Siddharth Bathla, sang desainer, mengambil inspirasi dari keberlanjutan makna Red Fort dan barak-barak yang menjadi artefak dari gerakan kemerdekaan India. Pusat ini dibangun dari puing-puing struktur Mughal yang dihancurkan, yang mengekspos dan merayakan potongan-potongan yang terukir indah dalam dinding barak kolonial. Tekstur organik, penanda yang tidak mengganggu, dan skenografi kontemporer, semuanya menyerah pada lingkungan yang bersejarah.

Keunikan Red Fort Center terletak pada lokasinya di dalam situs warisan dunia UNESCO, Red Fort, yang berfungsi sebagai gerbang bagi pengunjung untuk merasakan warisan bangunan benteng tersebut. Melalui pemanfaatan kembali yang adaptif, barak kolonial yang lama tidak berfungsi ini kembali hidup. Strategi desain ini mengikuti upaya konservasi untuk meniru materialitas yang ditemukan dari benteng itu sendiri. Sambil merayakan kisah hidup dan budaya benteng, intervensi kontemporer ini sesuai dengan sejarah berlapis benteng.

Teknologi realisasi desain ini berakar pada pengetahuan lokal tentang material dan proses, dengan menggunakan kapur, debu bata, jute, air bail, dan pasir Badarpur. Sesuai dengan palet warisan, batu bata dibuat khusus untuk cocok dengan dimensi yang digunakan di barak. Batu pasir merah yang diperoleh dari tambang yang menyediakan batu untuk Red Fort menghiasi lantai. Pemugaran termasuk penggantian balok M.S. yang ada dan penggantian kayu yang digunakan awalnya dengan kayu Teak dan Sagwan yang baru dan telah diolah.

Red Fort Center menyebar luas di area 20.000 kaki persegi yang menarik, bersejarah, dan menyediakan ruang galeri yang memukau dalam struktur warisan dua lantai. Pengalaman dirancang di kedua lantai; lantai dasar menawarkan pengenalan lengkap melalui tiketing, teknologi imersif seperti AR, dan fasilitas umum seperti kafe dan toko suvenir. Lantai kedua menyediakan pengalaman museum yang dikuratori, memastikan keterlibatan yang sama untuk semua pengunjung melalui tur yang difasilitasi oleh pemandu dan aktor langsung.

Interaksi desain ini memungkinkan pengunjung untuk tenggelam dalam pemandangan benteng di luar sambil mengungkap kisah Red Fort di dalam. Sebuah koridor luas yang menghubungkan dua koridor memungkinkan pengunjung untuk berkeliling melalui bangunan untuk berinteraksi dengan berbagai interaktif dan instalasi. Pemandu dan aktor menandai perjalanan pengunjung. Lantai dasar menawarkan pengalaman mandiri dan layanan, sementara kisah Red Fort menjadi hidup sebagai pengalaman yang dikuratori lengkap di lantai pertama.

Terletak tepat setelah masuk ke Red Fort, barak-barak ini berfungsi sebagai lokasi yang optimal untuk orientasi pengunjung. Proyek ini dimulai pada Januari 2019 dengan tujuan utama untuk melestarikan dan memulihkan barak-barak tersebut. Pandemi yang terjadi mengharuskan situs ini ditutup sementara. Pekerjaan dilanjutkan pada Desember 2020 dan proyek ini berakhir dengan penciptaan Red Fort Visitor Centre pada Januari 2022.

Sebagai struktur kolonial bersejarah yang berada di lingkungan Mughal, pendekatan konservasi melibatkan studi tentang filosofi material, praktik lokal terbaik, dan pemahaman struktural untuk memulihkan dan merayakan nilai warisan yang melekat. Pemahaman rinci tentang sejarah, budaya, dan evolusi berkelanjutan dari Red Fort memberikan pengalaman bercerita yang menarik. Beberapa lukisan miniatur dipelajari untuk menciptakan bahasa visual dan skenografi yang koheren dari pusat pengunjung.

Tanggung jawab menempatkan artefak monumental dan integrasinya yang harmonis dengan lingkungan warisan mengarahkan seluruh proses desain. Upaya yang berkelanjutan untuk memulihkan barak dengan proses yang autentik, menghasilkan standar untuk barak lain di benteng. Intervensi minimal yang direncanakan dengan hati-hati meningkatkan karakter warisan. Dengan kunjungan sekitar 975 pengunjung setiap hari, barak-barak ini telah berubah menjadi ruang budaya yang hidup bagi pengunjung Red Fort.

Red Fort Visitor Centre adalah proyek pemanfaatan kembali yang adaptif yang merayakan warisan bersejarah dari Situs Warisan Dunia UNESCO di Delhi. Pusat pengalaman ini menyajikan sejarah dan konteks kompleks warisan ikonik melalui ruang yang menarik dan memukau. Kehidupan dan masa lalu yang signifikan dari Red Fort dibawa hidup, dengan melestarikan karakter warisannya dan melapisinya dengan pengalaman kontemporer.

Desain ini dianugerahi Platinum dalam A' Cultural Heritage and Culture Industry Design Award pada tahun 2024. Platinum A' Design Award mengakui desain-desain kelas dunia, luar biasa, dan sangat inovatif yang menunjukkan profesionalisme, kejeniusan, dan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Diberikan kepada estetika yang mendefinisikan era, mereka memajukan batas-batas seni, sains, desain, dan teknologi, menunjukkan keunggulan transenden dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.